YESUS
dan
Muhammad
Perbedaan Mendasar dan Kesamaan Mengejutkan

bab04

BAGIAN 2
KEHIDUPAN YESUS DAN MUHAMMAD

BAB 4
PENGALAMAN HIDUP MASA KECIL

Pada saat pertama kali membaca kisah Yesus di dalam Alkitab, saya terkejut mengetahui ada beberapa peristiwa kehidupan Yesus yang memiliki persamaan dengan kehidupan Muhammad.
Pada bab ini, kita akan berjalan bersama melalui masa kecil kedua orang ini dan menemukan beberapa persamaan yang mengejutkan.
Mari kita mulai dengan kenyataan mereka dilahirkan sebagai anak laki-laki pertama.

KELAHIRAN

Muhammad lahir di Mekah, Arab, tanggal 2 Agustus tahun 570 (di hari kedua belas, bulan Rabiya, pada kalendar bulan).
Ayah Muhammad meninggal dunia sebelum Muhammad lahir, dan Muhammad anak pertama dan anak satu-satunya yang lahir bagi ibunya. Sejarah Islam mencatat beberapa rincian lainnya, tetapi ada sebuah kisah pada malam ketika ia dilahirkan.
Kisah ini diceritakan oleh salah satu pengikut awal Muhammad yang mengatakan,

Ibuku menceritakan bahwa ia melihat Aminah Binti Wahab, ibu dari Rasul Allah, melahirkan pada malam Muhammad lahir, dan ia (ibu Muhammad) berkata, “Tidak ada yang aku lihat pada malam itu selain dari pada terang. Aku melihat bintang-bintang mendekati aku, hingga aku berkata mereka akan jatuh menimpaku.”22.
   Ibn Hisham, The Life of Muhammad, edisi ketiga, volume 1, bagian 1 (Beirut, Libanon: Dar al-Jil, 1998), halaman 295.
   Diceritakan oleh Uthman Ibn Abi El-Aas. Lihat juga Ibn Kathir, The Beginning and the End, volume 1, bagian 2 (Beirut, Libanon: The Revival of The Arabic Tradition Publishing House, 2001), halaman 289.

   Saya menceritakan anekdot tentang ibu Muhammad ini karena telah diketahui oleh sebagian besar umat Islam.
   “Apakah hal ini benar-benar otentik?”
    Olehkarena Muhammad sendiri tidak pernah menceritakan kisah ini.

   Kisah ini muncul tiga belas tahun setelah kematian Muhammad, dan Uthman katakan ia mendengar cerita ini dari ibunya. Jadi ini memperbesar kemungkinan Uthman menceritakan kisah ini guna membantu meyakinkan orang-orang bahwa Muhammad itu adalah benar-benar seorang nabi.
   Komentar Uthman tentang bintang-bintang sepertinya telah diinspirasikan dari kisah Yusuf ketika ia bercerita kepada ayahnya bahwa ia melihat matahari, bulan dan bintang-bintang sujud menyembahnya (Surat 12).

Dengan kata lain, ketika Muhammad lahir, ibunya menyatakan, malam itu begitu terang hingga sepertinya bintang-bintang turun ke bumi.

Sekarang mari kita melihat tentang kisah kelahiran Yesus. Hampir enam ratus tahun sebelumnya, seorang perawan Yahudi bernama Maria berkata bahwa malaikat Gabriel datang kepadanya dengan membawa kabar bahwa ia akan melahirkan seorang anak yang akan dinamakan “Anak Tuhan,” (Lukas 1:35).
Seperti apa yang telah dikatakan oleh malaikat itu, Maria kemudian hamil, meskipun Maria adalah seorang perawan. Kehamilan Maria ini menjadi sebuah skandal karena Maria telah bertunangan tetapi belum menikah. Tunangan Maria yang bernama Yusuf berpikir untuk mengakhiri hubungan itu secara diam-diam, tetapi malaikat Tuhan berkata kepada Yusuf di dalam mimpi bahwa Maria hamil oleh karena Roh Kudus.

Sementara hamil, Maria sempat mengunjungi sepupunya, Elizabeth, dan menceritakan apa yang telah terjadi padanya.
Alkitab mencatat puji-pujian Maria:

LUKAS 1 : 46-49
“Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Tuhan, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus.”

Elizabeth pada saat itu, juga sedang hamil anak laki-laki – Yohanes Pembaptis – yang akan berperan penting pada kehidupan Anak Maria.

Maria tinggal di rumah Elizabeth kurang lebih tiga bulan, lalu kembali ke kampung halamannya dan kepada Yusuf.
Pada akhir kehamilan Maria, Maria dan Yusuf diminta untuk berjalan dari kampung halaman mereka, Nazaret, ke Betlehem untuk mendaftarkan diri pada sensus penduduk yang dilakukan oleh bangsa Romawi.
Di kota Betlehem ini, Maria melahirkan Yesus, anak pertamanya. Alkitab menceritakan secara rinci mengenai proses kelahiran Yesus.

NUBUATAN TENTANG BAYI YESUS

Pada kisah kehidupan Yesus dan Muhammad, kedua orang ini telah dinubuatkan ketika mereka masih kanak-kanak. Nubuat tentang Yesus terjadi ketika ia masih bayi.
Kitab Lukas menceritakan tentang bayi Yesus bahwa, “Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan … dan untuk mempersembahkan korban...,” (Lukas 2:22-24).

Seorang saleh bernama Simeon melihat bayi Yesus di dalam Bait Tuhan. Ia lalu menaruh bayi itu di tangannya dan Simeon berkata:

LUKAS 2 : 29 – 32
“Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.”

Bersamaan dengan itu, seorang nabi perempuan bernama Hana datang menjumpai mereka dan mengucap syukur kepada Tuhan dan Hana “berbicara tentang Anak itu kepada semua orang di situ yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem,” (Lukas 2:38).

Selanjutnya, kita akan melihat persamaan nubuat yang diberikan kepada Muhammad ketika ia masih seorang remaja.

KISAH TENTANG PEMBERSIHAN DIRI MUHAMMAD

Meski tidak ada cerita tentang Muhammad ketika ia masih bayi, namun ada kisah sangat terkenal ketika ia masih kanak-kanak.
Jika anda adalah seorang Muslim yang tinggal di Timur Tengah, anda akan mendengar tentang kisah ini berulang-ulang kali. Saya perkirakan, kisah ini disebutkan pada hampir 25% dari semua ceramah!

Malaikat Jibril datang kepada Rasul Allah ketika ia sedang bermain dengan teman-temannya. Ia memegangnya lalu membaringkannya di tanah, kemudian membuka dadanya dan mengambil keluar hatinya lalu mengeluarkan gumpalan darah dari dalamnya dan berkata, “Ini adalah tiga bagian dari setan.” Kemudian ia membasuhnya dengan air Zamzam yang ada di dalam sebuah tempat berwarna emas dan menyatukannya kembali dan memperbaikinya ketempatnya semula. Anak-anak lainnya kemudian berlari ke ibunya (pengasuhnya) dan berkata, “Sesungguhnya Muhammad telah dibunuh.” Mereka kemudian berlari ke arahnya (dan menemukan ia dalam keadaan baik-baik saja). “Raut wajahnya berubah,” kata Anas.33.
   Sahih Muslim, (The Correct Books of Muslim), terjemahan di dalam Bahasa Inggris oleh Abdul Hamid Siddiqui: Kitab Bhaven, 2000; Chicago, IL: Kazi Publication 1976), buku 1, no. 311.
   Bahan ini dapat diakses di website Universitas Southtern California website, 2003. Dikisahkan oleh Anas ibn Malik.

   Hadits lainnya juga mencatat kisah ini dengan versi yang paling populer yaitu dengan menggambarkan adanya dua malaikat di dalam skenario tersebut.

Cerita tersebut disampaikan untuk memberikan tempat khusus bagi Muhammad di dalam keyakinan agama Islam.

MASA KECIL MUHAMMAD DI SEKITAR KA’ABAH

Karena suaminya telah meninggal dunia, maka ibu Muhammad kemudian membawa bayinya pergi dan tinggal bersama keluarganya. Mereka tinggal bersama kurang lebih enam tahun, lalu ia terkena demam dan meninggal.
Maka, Muhammad tinggal bersama kakeknya dari pihak ayahnya.
Keluarga ayahnya berasal dari suku Qurais, salah satu suku yang paling berpengaruh di Mekah. Suku ini bertugas menjaga tempat berdoa utama seluruh orang Arab, yaitu sebuah kuil yang dikenal sebagai Ka’abah, yang penuh dengan berhala.
Kakek dari Muhammad adalah salah seorang yang membantu memelihara Ka’abah. Ia melakukan tugas perbaikan dan kebersihan.

Kuil ini dibuat dari dinding tembok yang besar, dengan struktur seperti balok di bagian tengahnya. (Kata Ka’abah berarti “kubus”). Monumen balok ini dibentuk seperti segitiga dan ditutupi dengan kain-kain tenunan pada saat itu. Sebelum agama Islam lahir, orang-orang percaya bahwa Abrahamlah yang membangun balok tersebut.

Monumen ini dikenal juga dengan sebutan Batu Hitam, menunjuk pada batu kecil yang dipercaya sebagai batu yang jatuh dari sorga. Batu ini disimpan di dalam monumen tersebut.
Setiap tahun sekali, Kakek dari Muhammad akan memindahkan tutupnya, mencuci susunan batu itu dan menempatkan tutup yang baru ke atasnya.

Semua suku pada saat itu percaya kepada Tuhan yang Maha Kuasa, tetapi mereka tidak tahu pasti siapa Tuhan yang Maha Kuasa itu. Maka, mereka kemudian mencari perantara untuk menghubungkan mereka dengan Tuhan yang Maha Kuasa tersebut.
Oleh karena itu, mereka membentuk bermacam-macam patung berhala. Mengenai patung-patung berhala itu Al Quran mengatakan:

SURAT 39 : 3
Terjemahan Ali.
Tetapi, mereka yang mengambil pelindung selain dari pada Allah (berkata), “kami melayani mereka hanya untuk membawa kami lebih mendekat kepada Allah.”

Meskipun setiap suku memiliki patung berhala yang berbeda satu sama lain, namun semua mereka berjalan mengelilingi Batu Hitam sebagai bagian dari ritual sembahyang. Meskipun demikian, mereka tidak mempercayai Batu Hitam sebagai lambang dari Tuhan yang Maha Kuasa.

Setiap tahun, semua suku juga memiliki tradisi untuk berziarah. Jadi selalu ada suku yang datang mengunjungi Ka’abah, meski berasal dari suku yang berbeda-beda.
Pada saat suku-suku tersebut datang, mereka memberikan berbagai macam persembahan seperti uang, makanan atau hewan-hewan yang akan disimpan oleh petugas kebersihan dan suku Qurais.

Ketika masih kanak-kanak, Muhammad juga sering mengunjungi Ka’abah bersama kakek dan anggota keluarganya yang lain.
Membersihkan kuil ini telah menjadi bagian dari keluarga mereka selama turun temurun.
Ketika Muhammad masih sangat muda, kakeknya meninggal dan tugasnya membersihkan kuil diserahkan kepada salah satu dari anak laki-lakinya, Abu Talib. Abu Talib lalu merasa terpanggil untuk memelihara Muhammad, maka Muhammad, pada akhirnya tinggal bersama paman dan para saudara sepupunya.

Muhammad menghabiskan waktu cukup banyak di sekitar Ka’abah dan ia terus melihat orang-orang datang sujud menyembah kepada berhala dan para pedagang mulai membuat dan memperdagangkan patung-patung tersebut.
Pengalaman pada masa muda ini memberikan dampak yang sangat besar bagi Muhammad.

Pada waktu itu, Muhammad bersumpah, kelak apabila ia menjadi besar, ia tidak akan pernah sujud menyembah kepada salah satu dari patung-patung itu di seluruh Mekah dan Arab.44.
   Dr. A. Shalaby, Encyclopedia of Islamic History, (Kairo, Mesir: Dar al-Nahadah, 1973).
Jadi kita dapat melihat bagaimana pengaruh agama-agama pada masa Muhammad terhadap kehidupan Muhammad. Sekarang mari perhatikan bagaimana agama dari orang-orang pada masa Yesus juga mempengaruhi kehidupannya.

KUNJUNGAN YESUS KE BAIT TUHAN
PADA MASA KECILNYA

Yusuf bersama Maria, tidak dapat kembali ke kampung halaman mereka di Nazaret setelah mereka mendaftarkan diri untuk sensus peduduk. Perihal ini karena beberapa orang bijak dari Timur melihat sebuah bintang bersinar dan mengartikan hal itu sebagai tanda bahwa Raja orang Yahudi yang mereka nanti-nantikan telah lahir.

Mereka kemudian pergi kepada Raja Herodes di Yerusalem untuk menanyakan kepadanya di mana mereka dapat menemui Raja itu.
Herodes bukanlah seorang Yahudi dan Herodes telah ditunjuk menjadi Gubernur oleh pemerintah Roma, ia tidak menyukai adanya gagasan tentang lahirnya seorang Raja yang lain. Herodes kemudian memanggil beberapa orang ahli Taurat dan menanyakan tentang nubuatan Kitab Suci. Mereka memberitahukannya bahwa Raja itu akan lahir di Betlehem (Matius 2:5).

Raja Herodes lalu memberitahukan orang-orang bijak itu untuk mencari di mana bayi itu, dan melaporkan kepada dirinya.
Orang-orang bijak itu kemudian menemui bayi Yesus, tapi mereka tidak memberitahukan kepada Herodes tentang hal itu.

Ketika Herodes sadar bahwa ia telah diperdaya oleh orang-orang bijak itu, ia menjadi sangat marah dan memerintahkan agar semua anak laki-laki yang berusia di bawah dua tahun, di Betlehem dan sekitarnya, harus dibunuh.
Yesus hendak dibunuh pada saat itu, tetapi malaikat Tuhan datang dan memberitahukan Yusuf untuk membawa keluarganya ke Mesir. Setelah Raja Herodes meninggal, barulah Yusuf, Maria dan Yesus kembali ke Nazaret.

Setiap tahun Yusuf, Maria dan anak-anak mereka berjalan menuju kota Yerusalem guna merayakan Paskah (Alkitab mengatakan Yesus mempunyai beberapa orang adik laki-laki. Di kota Yerusalem mereka mengunjungi bait Tuhan, yang dibangun Herodes untuk merebut hati orang-orang Yahudi.
Bait ini dibangun secara mengagumkan, terbuat dari batu bata berwarna putih yang dikelilingi tembok besar dengan pilar-pilar di setiap sisinya.

Setiap tahun, Yesus kembali ke Nazaret bersama kelompoknya. Tetapi, saat Yesus berusia dua belas tahun. Ia duduk mendengarkan pengajaran para ahli-ahli Taurat.
Keluarga dan teman-temannya pergi setelah mendengarkan sekian lama, tetapi Yesus tidak mau beranjak pergi. Ia tetap menunggu dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengejutkan mereka.

Setelah berjalan seharian, ibu dan ayah Yesus menyadari bahwa Yesus hilang. Mereka menjadi sangat gelisah dan esok paginya mereka kembali ke Yerusalem.
Selama dua hari mereka mencari di seluruh kota, bertanya kepada setiap orang kalau-kalau mereka melihat putera mereka.
Ketika mereka menemukan Yesus di bait Tuhan, ibu Yesus bertanya, “Mengapa engkau melakukan ini?” Yesus lalu menjawab, “Tidakkah engkau tahu bahwa Aku harus berada di rumah Bapa-Ku?” (Lukas 2:48-49).
Jadi, Yesus menarik dirinya mendekat ke bait Tuhan. Sebaliknya pada Muhammad, ia kecewa terhadap Ka’abah.

Sekarang mari kita lihat apa yang dikatakan oleh seorang pendeta Kristen kepada Muhammad.

NUBUAT SEORANG PENDETA ATAS MUHAMMAD

Paman Muhammad, Abu Talib, kadang-kadang pergi dengan salah seorang pedagang kereta karavan dari Mekah. Ketika Muhammad berusia dua belas tahun, ia ditemani pamannya melakukan perjalanan ke Siria.
Ketika kereta mereka tiba di Siria, mereka dilewati oleh sekelompok kecil pendeta yang disebut Bahira. Bahira adalah bagian dari sekte Nestoria yang menyatakan dirinya Kristen tetapi menolak mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Anak Tuhan.
Sebagian besar penduduk Arab yang menyatakan dirinya sebagai Kristen, sebenarnya adalah kelompok Nestoria atau Ebionite, yang menolak bahwa Yesus adalah Anak Tuhan.

Sejarah agama Islam menyebutkan, kemudian kereta ini dihentikan para pendeta yang meminta mereka berhenti dan makan bersama mereka.
Pendeta-pendeta ini tertarik kepada Muhammad, mereka mengajukan beberapa pertanyaan. Ia mengatakan, jawaban-jawaban Muhammad tepat sekali dengan apa yang disampaikan oleh kitabnya tentang nabi yang akan datang.
Ia kemudian melihat tanda di antara bahunya. Ketika melihat tanda itu, ia berkata kepada paman Muhammad, “Lihatlah, anak ini akan menjadi nabi terakhir bagi dunia. Ini adalah lambang kenabian.”
Ia kemudian mengingatkan mereka, “Jangan biarkan orang-orang Yahudi mendengar perihal ini atau melihat tanda lahir pada bahunya itu. Apabila mereka menemukannya, tentu mereka akan mencoba untuk membunuhnya.”55.
   Ibn Kathir, The Beginning and the End, Vol. 1, bagian 2, hal 297.
   Lihat juga Ibn Hisham, Volume 1, bagian 1, hal 321, dan Ibn Ishaq, The Life of Muhammad: A Translation of Ibn Ishaq’s Sirat Rasul Allah, diterjemahkan oleh A. Guillaume, cetakan ke-16 (Karachi, Pakistan: Oxford University Press, 2003) hal 79-81.

Apa yang telah saya sampaikan kepada anda adalah benar-benar catatan sejarah Islam mengenai peristiwa tersebut. Namun demikian, ada masalah dengan sudut pandang sejarahnya.
Memang benar ada beberapa catatan tentang kepercayaan Nestoria dan Ebionite. Tetapi, kami tidak memiliki bukti bahwa mereka sedang mencari nabi yang lain.

KESIMPULAN

Apa yang kita lihat pada masa kanak-kanak Yesus dan Muhammad?
Mereka sama-sama dipengaruhi oleh kepercayaan pada masa itu, mereka menghabiskan waktu di tempat sembahyang agama tersebut.
Mereka sama-sama telah dinubuatkan ketika mereka masih kecil.
Sementara sikap Yesus menerima kepercayaan orang-orang pada masanya itu, Muhammad justru mempertanyakan berhala-berhala yang disembah oleh orang-orang di zamannya.
Hal ini membentuk tahapan awal dari kehidupan sosial mereka.

____________________
2
Ibn Hisham, The Life of Muhammad, edisi ketiga, volume 1, bagian 1 (Beirut, Libanon: Dar al-Jil, 1998), halaman 295. Diceritakan oleh Uthman Ibn Abi El-Aas. Lihat juga Ibn Kathir, The Beginning and the End, volume 1, bagian 2 (Beirut, Libanon: The Revival of The Arabic Tradition Publishing House, 2001), halaman 289. Saya menceritakan anekdot tentang ibu Muhammad ini karena telah diketahui oleh sebagian besar umat Islam. “Apakah hal ini benar-benar otentik?” Olehkarena Muhammad sendiri tidak pernah menceritakan kisah ini. Kisah ini muncul tiga belas tahun setelah kematian Muhammad, dan Uthman katakan ia mendengar cerita ini dari ibunya. Jadi ini memperbesar kemungkinan Uthman menceritakan kisah ini guna membantu meyakinkan orang-orang bahwa Muhammad itu adalah benar-benar seorang nabi. Komentar Uthman tentang bintang-bintang sepertinya telah diinspirasikan dari kisah Yusuf ketika ia bercerita kepada ayahnya bahwa ia melihat matahari, bulan dan bintang-bintang sujud menyembahnya (Surat 12).
3
Sahih Muslim, (The Correct Books of Muslim), terjemahan di dalam Bahasa Inggris oleh Abdul Hamid Siddiqui: Kitab Bhaven, 2000; Chicago, IL: Kazi Publication 1976), buku 1, no. 311. Bahan ini dapat diakses di website Universitas Southtern California website, 2003. Dikisahkan oleh Anas ibn Malik. Hadits lainnya juga mencatat kisah ini dengan versi yang paling populer yaitu dengan menggambarkan adanya dua malaikat di dalam skenario tersebut.
4
Dr. A. Shalaby, Encyclopedia of Islamic History (Kairo, Mesir: Dar al-Nahadah, 1973)
5
Ibn Kathir, The Beginning and the End, Vol. 1, bagian 2, hal 297. Lihat juga Ibn Hisham, Vol. 1, bagian 1, hal 321, dan Ibn Ishaq, The Life of Muhammad: A Translation of Ibn Ishaq’s Sirat Rasul Allah, diterjemahkan oleh A. Guillaume, cetakan ke-16 (Karachi, Pakistan: Oxford University Press, 2003) hal 79-81.

Tidak ada komentar: