YESUS
dan
Muhammad
Perbedaan Mendasar dan Kesamaan Mengejutkan

bab10

BAGIAN 3
WARISAN MEREKA
DALAM PERKATAAN DAN PERBUATAN

BAB 10
PESAN MEREKA KEPADA DUNIA

Kita telah lihat bagaimana Yesus dan Muhammad menyampaikan pesan. Sekarang kita akan melihat, pesan apa yang disampaikan itu.
Dalam bab ini, anda akan mengetahui:
  • Apa yang mereka katakan tentang identitas dan tujuan mereka.
  • Apa pesan mereka perihal menyenangkan Tuhan.
  • Bagaimana orang dapat diampuni dari kesalahan terhadap Tuhan.
  • Apa yang mereka ajarkan tentang hidup setelah kematian.

SIAPAKAH MEREKA

MUHAMMAD: NABI TERAKHIR
Identitas diri.
Muhammad menyatakan dirinya, ia adalah nabi terakhir yang diutus Allah ke dunia. Ia menjelaskan:

Persamaanku jika dibandingkan dengan nabi-nabi lain sebelum aku adalah bahwa aku telah mendirikan rumah yang sangat indah dan bagus, kecuali sebuah bangunan dengan sebuah batu bata di sudut. Orang-orang mengelilinginya dan kagum pada keindahannya, tetapi mereka berkata, “Apakah batu bata itu akan ditaruh pada tempatnya!” Jadi akulah batu bata itu, dan akulah nabi terakhir dari antara nabi-nabi.6060.
   The Correct Books of Bukhari, volume 4, buku 56, no 735.

Muhammad mengklaim, ia adalah penggenapan dari nubuatan di dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, mengenai seorang nabi yang akan datang. Dengan kata lain, Muhammad menyatakan bahwa dirinya adalah nabi yang dinanti-nantikan oleh orang Yahudi dan orang Kristen.

Beberapa teman dari rasul Allah bertanya kepadanya, “Wahai rasul Allah, ceritakanlah kepada kami, tentang dirimu.” Ia menjawab, “Ya, aku adalah pesan dari ayahku Abraham dan kabar baik dari saudaraku Yesus.”6161.
   Ibn Hisham, volume 1, bagian 1, halaman 302.

Muhammad mengajarkan, Yahudi dan Kristen telah menyelewengkan isi Kitab Suci sehingga petunjuk tentang kedatangannya telah dihilangkan.
Para ahli agama Islam modern menyatakan, mereka menemukan petunjuk tentang Muhammad di dalam Alkitab. Anda dapat membaca topik ini pada Appendiks B.

Meskipun Muhammad mengatakan bahwa ia nabi terakhir dan juga nabi terbesar, Muhammad mengatakan juga dengan jelas bahwa ia adalah manusia biasa, dan tidak suci.
Muhammad berkata kepada orang banyak, “Aku hanyalah manusia biasa sama sepertimu,” (Surat 18:110).
Muhammad akan meninggal dunia seperti manusia biasa lainnya.
Al Quran berkata, “Sesungguhnya kamu (wahai Muhammad) akan mati, dan sesungguhnya mereka (juga) akan mati,” (Surat 39:30).

Mengenai status hubungan Muhammad dengan Allah, Al Quran tegas menggambarkan Muhammad sebagai “Hamba” Allah, (Surat 2:23). Orang yang memeluk Islam juga digambarkan sebagai “Hamba” Allah, (Surat 50:8).

Tujuan.
Pada awalnya Muhammad mengatakan, tujuan Allah atas dirinya, untuk menjadi “pemberi peringatan,” (Surat 71:2)

SURAT 28 : 46
“Tetapi (kamu diutus) sebagai rahmat dari Tuhanmu, supaya kamu memberi peringatan kepada kaum yang kepadanya belum datang peringatan sebelum kamu, supaya mereka mengingatnya atau menerima peringatan.”

Tetapi, setelah Muhammad pindah ke Madinah, ia telah menjadi lebih dari sekedar pemberi peringatan, ia menjadi seorang penakluk.
Dalam ceramah terakhirnya di Bukit Arafat, ia berkata:

“Setelah hari ini, tidak akan ada lagi dua agama di Arab. Aku diturunkan oleh Allah dengan pedang di tanganku, dan kesejahteraanku berasal dari bayangan pedangku. Dan ia yang tidak setuju kepadaku akan dipermalukan dan dianiaya.”6262.
   Ibn Hisham, volume 3, bagian 6, halaman 8.

Muhammad mengajak penyembah-penyembah berhala meninggalkan berhala mereka, dan kepada orang Yahudi dan Kristen untuk meninggalkan iman mereka yang telah diselewengkan, dan menerima Islam.

YESUS: ANAK TUHAN
Identitas diri.
Banyak tertulis pada kitab Injil, Yesus menyatakan bahwa dirinya adalah Anak Tuhan atau Tuhan adalah Bapanya.
Sebagai contoh:

MATIUS 16:15-17
Lalu Yesus bertanya kepada mereka: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Tuhan yang hidup!.” Kata Yesus kepadanya: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.”

YOHANES 10:36-38
“(Yesus berkata) masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Tuhan! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Tuhan? Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku, tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa.”

MATIUS 26:63-64
Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: “Demi Tuhan yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Tuhan, atau tidak.” Jawab Yesus: “Engkau telah mengatakannya.”

(Ayat-ayat lainnya yang menunjukkan Yesus menyatakan dirinya Anak Tuhan mencakup Matius 4:6; 8:29; 10:32; 11:27; 16:15-17,27; 27:43; 28:29; Markus 1:11; Lukas 2:49; 10:22; Yohanes 3:16-18; 5:17-18, 25; 10:36; 11:4)
Yesus mengatakan bahwa dirinya adalah penggenapan terhadap nubuat bagi bangsa Yahudi mengenai Mesias yang akan datang.

MATIUS 5 : 17
“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.”

LUKAS 24 : 44
“Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur.”

Perihal dan perkataan Yesus didukung oleh banyak nubuat nabi dalam Perjanjian Lama yang digenapi semasa hidupnya, seperti ia dilahirkan di Betlehem, tinggal di Nazaret, menghabiskan waktu di Mesir dan rincian lain mengenai hari-hari terakhir hidupnya. Silahkan melihat Appendiks C untuk daftar lebih lengkap, termasuk referensi.

Tujuan.
Kitab Perjanjian Lama mengajarkan, bahwa Tuhan meminta hewan korban sebagai persembahan penebusan dosa.
Dan, Yesus berkata, bahwa tujuan kedatangannya ke dunia adalah untuk mempersembahkan dirinya sebagai “korban terakhir” bagi penebusan dosa setiap manusia.

MARKUS 10 : 44
[Lihat juga: YOHANES 3:14]
“Karena Anak Manusia juga datang… …untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”

Yesus meminta orang-orang untuk percaya kepada pesan-pesan yang disampaikannya agar mereka memiliki hidup yang kekal.

YOHANES 3:16-17
“Karena begitu besar kasih Tuhan akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.”

CARA MENYENANGKAN TUHAN

Inti ajaran dari agama manapun adalah bagaimana agar manusia dapat memiliki hubungan dengan Tuhan. Tentang hal ini, ajaran Yesus dan ajaran Muhammad sangatlah berbeda.

Persyaratan untuk menjadi seorang Muslim.
Pesan yang disampaikan oleh Muhammad, dibangun (dan menjadi jelas) bersamaan dengan berjalannya waktu.
Dengan kata lain, kewajiban yang dituntut kepada umat Islam pada permulaan pewahyuan tidaklah sama dengan dua puluh atau tiga puluh tahun kemudian.

Sebagai contoh, di Mekah, pada awalnya, umat Islam tidak dituntut untuk bersembahyang dengan jumlah tertentu. Setelah perjalanan Muhammad di Malam Hari, terjadi sepuluh tahun setelah pewahyuan pertama, sembahyang diwajibkan menjadi lima kali sehari.
Contoh lainnya adalah tentang naik haji ke Mekah, yang tidak diwajibkan sampai tahun kesembilan Muhammad tinggal di Madinah.

Kita akan melihat pesan yang disampaikan oleh Muhammad pada akhir perkembangan agama Islam.
Persyaratan untuk menjadi pemeluk agama Islam, adalah:
  1. Menyembah hanya kepada Allah, kepada Muhammad sebagai nabi, dan percaya kepada Al Quran.
  2. Berdoa dengan ritual Islam sebanyak lima kali sehari seperti yang telah ditentukan waktunya. (Pada bab 15, saya akan memberikan gambaran sembahyang secara Islam dengan rinci).
  3. Membayar zakat (amal) kepada “Rumah Uang,” yang dikelola oleh Muhammad. Setiap orang diminta untuk memberikan 2 persen dari seluruh pendapatannya.
    Zakat bukanlah pilihan. Muhammad menggunakan uang tersebut untuk membiayai pasukan umat Islam, juga membantu orang miskin, dan membangun gedung-gedung. Saat itu belum dikenal istilah “pajak,” tetapi seperti itulah uang tersebut digunakan.
    Tidak ada pemerintahan sekuler, jadi negara Islam pada saat itu adalah satu-satunya negara yang mengumpulkan pajak. Saat ini, umat Islam berada di bawah pemerintahan sekuler dan harus pula membayar pajak kepada pemerintah. Jadi zakat, menjadi tambahan kepada pajak sekuler mereka. Karena tidak ada pusat negara Islam, maka setiap orang harus memilih sendiri ke mana mereka akan memberikan uang mereka.
  4. Berpuasa antara sembahyang pertama sampai ke empat, selama bulan Ramadan.
  5. Melakukan ziarah (naik haji) ke Ka’abah di Mekah (Surat 22:27)

Sebagai tambahan, Muhammad saat berada di Madinah, ia menasehati orang-orang, Allah “mencintai” mereka yang mau berperang baginya dalam perampokan dan dalam pertempuran umat Islam terhadap orang-orang yang tidak percaya di wilayah Arab, (Surat 8 dan 9).

Persyaratan untuk menyenangkan Tuhan.
Pesan Yesus tetaplah sama sejak awal sampai pada akhirnya.
Yesus berkata, ia adalah jalan untuk memperoleh hubungan yang benar dengan Tuhan.

YOHANES 14 : 6
“Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”

Yesus tidak mempunyai daftar persyaratan bagi para pengikutnya. Sebagai gantinya, ia mengundang mereka:

MARKUS 1 : 17
“Mari, ikutlah Aku.”

Dan mereka mengikutinya.

YOHANES 6 : 2
“Dan orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia.”

Yesus tidak pernah berkata bahwa mengikuti-nya akan mudah, malahan ia mengingatkan bahwa hidup mereka berada dalam bahaya.

MARKUS 8:34-35
Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya.”

Tetapi, Yesus menjanjikan, ia tidak akan membebani para pengikutnya.

MATIUS 11:28-30
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.”

Yesus meminta mereka mematuhi dua hukum “yang terutama” di dalam sepuluh perintah Tuhan:

LUKAS 10:25-28
Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: “Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Jawab Yesus kepadanya: “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kau baca di sana?” Jawab orang itu: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kata Yesus kepadanya: “Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup.”

Singkatnya, persyaratan menjadi seorang Kristen adalah mengikut Yesus, mencintai Tuhan, dan mencintai sesama.
Berbeda dengan Muhammad, Yesus tidak pernah meminta para murid untuk mengikuti hukum tentang kapan harus berdoa, berapa banyak uang yang harus diberikan, berapa sering harus berpuasa atau kapan harus melakukan ziarah.

PENGAMPUNAN DOSA

Bila anda belajar tentang bagaimana menyenangkan Tuhan, maka anda harus bisa menjelaskan apa yang akan berlaku jika terjadi suatu kesalahan yang tidak dapat dihindari.
Dengan kata lain, apa sebagai persyaratan Tuhan agar anda memperoleh pengampunan? Mari lihat apa yang dikatakan oleh Yesus dan Muhammad.

Allah memutuskan dosa-dosa siapa yang akan diampuni.
Ada cerita yang sangat terkenal dalam sejarah Islam, yaitu kisah kematian paman Muhammad, Abu Talib, yang bertahun-tahun melindungi Muhammad terhadap musuh-musuhnya di Mekah.
Ketika pamannya sekarat, Muhammad memohon agar ia menerima Islam, tetapi ia menolak. Setelah itu Muhammad menerima wahyu dari Allah, yang mengatakan:

SURAT 9 : 80
“Kamu mohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka (adalah sama saja). Kendatipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali, namun Allah sekali-kali tidak akan memberi ampun kepada mereka. Yang demikian itu adalah karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik (para pemberontak, tidak taat kepada Allah).”

Dengan kata lain, Muhammad berkata, ia tidak punya kemampuan untuk mengampuni seseorang dari kesalahannya atau meyakinkan Allah untuk mengampuni. Muhammad berkata, ia hanya mampu mengurangi hukuman bagi pamannya, sebagai berikut:

“Di antara para penduduk api, Abu Talib adalah yang paling kecil penderitaannya, dan ia akan memakai dua sepatu (dari api), yang akan mendidihkan otaknya.”6363.
   The Correct Books of Muslim, buku 1, no. 413.

Pada kejadian lain, Muhammad berkata, ia meminta Allah mengampuni ibunya yang meninggal dunia ketika Muhammad masih berusia enam tahun. Salah seorang pembantu Muhammad menceritakan kisah tersebut, demikian:

Abu Harriara mengisahkan, Nabi Muhammad mengunjungi makam ibunya dan menangis, dan menangis hingga membuat semua orang yang berada di sekitarnya ikut menangis. Lalu Muhammad berkata, “Aku meminta Allah apakah aku boleh memohonkan ampun bagi ibuku, dan ia berkata tidak, tetapi ia hanya memberikanku ijin untuk mengunjungi makamnya.”6464.
   Sahih Muslim, no. 2259.

Sekali lagi Muhammad menyatakan, ia tidak dapat mempengaruhi Allah untuk mengampuni dosa.
Al Quran dan Hadits menjelaskan, bahwa Muhammad berpikir, hanya Allah yang memiliki wewenang mengampuni dosa. Berbagai pengampunan dosa tidaklah sama menurut teologia Islam. Ada dosa besar, ada dosa kecil.

Contoh dosa besar, antara lain, menyembah tuhan lain selain Allah; menyangkal dasar-dasar agama Islam, terutama lima pilar; menghina Muhammad; membunuh orang di luar kerangka hukum Islam dan memfitnah orang ketika orang tersebut tidak ada.
Si pembuat dosa haruslah bertobat di hadapan Allah, tetapi Allah yang memutuskan apakah dia diampuni atau tidak. Pada hari penghakiman nanti, dia akan mengetahui apakah Allah mengampuninya atau tidak.

Sebaliknya, dosa kecil dapat dihapus dengan perbuatan-perbuatan baik, seperti dengan melakukan sembahyang tambahan, berpuasa lebih banyak atau berbuat amal lebih banyak.
Contoh dosa kecil adalah melewatkan waktu bersembahyang dalam satu hari, berbohong, tidak berpuasa di bulan Ramadan, atau menolak membantu tetangga yang membutuhkan.

Singkatnya, bahwa hanya Allah yang dapat memutuskan apakah seseorang akan diampuni. Jika melakukan dosa besar, ia bergantung pada belas kasihan Allah. Jika hanya melakukan dosa kecil, ia dapat memohon pengampunan dengan melakukan perbuatan-perbuatan baik atau pergi naik haji (ziarah ke Mekah).

Pengampunan Allah bagi mereka yang ikut berperang.
Pada saat Muhammad mulai melakukan pergerakan militer dari Madinah, ia menerima pewahyuan mengenai cara khusus bagaimana agar umat Islam dapat memperoleh pengampunan dari Allah – yaitu dengan berperang dan mati demi Islam.
Salah satu wahyu menjelaskan, mengenai berperang bagi Allah sepertilah “berdagang.” Jika engkau memberikan “kemakmuran dan hidupmu,” Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam sorga, serta membantu kamu dalam peperanganmu.
Berikut ini adalah ayat dari Al Quran:

SURAT 6:10-13
(penekanan ditambahkan)
“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? Yaitu kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya, (jika kamu melakukannya) niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam surga ’Adn (Eden). Itulah keberuntungan yang besar. Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah (terhadap musuh-musuhmu) dan kemenangan yang dekat (waktunya).”

Umat Islam lebih jauh mengartikan ayat ini bahwa orang yang mati dalam jihad akan langsung masuk sorga, tidak perlu menunggu di dalam kuburnya sampai hari penghakiman.

Yang Yesus ajarkan tentang pengampunan.
Di satu pihak Muhammad berkata ia tidak memiliki kemampuan untuk mengampuni dosa. Di pihak lain, Yesus secara terang-terangan dan tegas mengakui, bahwa ia berkuasa penuh untuk mengampuni dosa.

MATIUS 9:2-7
[Lihat juga: LUKAS 7:36-50]
Maka dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: “Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.” Maka berkatalah beberapa orang ahli Taurat dalam hatinya: “Ia menghujat Tuhan.” Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata: “Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah dan berjalanlah? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa” -- lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: “Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!.” Dan orang itupun bangun lalu pulang.

Ketika Yohanes Pembaptis melihat Yesus berjalan ke arahnya, ia berkata, “Lihatlah Anak domba Tuhan, yang menghapus dosa dunia,” (Yohanes 1:29).
Ketika Yesus berbicara tentang kematiannya melalui peristiwa penyaliban, Yesus berkata, “Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa,” (Matius 26:28).
Dengan kata lain, Yesus tidak hanya menyatakan bahwa dirinya sanggup mengampuni dosa atas nama Tuhan selama ia ada di bumi, tetapi ia juga menyatakan bahwa kematiannya akan berfungsi sebagai “korban pengganti” yang memberikan pengampunan dosa bagi semua manusia di sepanjang masa.

Salah satu pernyataan terakhir Yesus kepada murid-muridnya:

LUKAS 24:46-47
(penekanan ditambahkan)
“Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem.”

KEADAAN SETELAH KEMATIAN

Kita tahu, Yesus dan Muhammad telah mengajarkan tentang diri mereka dan apa saja yang mereka minta untuk dilakukan oleh para pengikutnya. Sekarang marilah kita membandingkan ajaran mereka tentang Tuhan (atau bagaimana Allah) memperlakukan orang-orang ketika mereka meninggal dunia.

Keadaan seorang muslim setelah meninggal.
Muhammad mengajarkan, setelah seseorang meninggal dunia, ia akan tetap tinggal dalam kuburnya sampai pada Hari Penghakiman.
Jika orang itu berbuat baik maka kuburnya akan seperti surga kecil. Tetapi jika perbuatan orang itu buruk maka kuburnya akan menjadi tempat penderitaan, (Surat 55:46-60).
Namun demikian, Muhammad tidak dapat memastikan seseorang, apakah akan mendapatkan kegembiraan ataukah penderitaan di dalam kuburnya.

Sebagai seorang Muslim, saya sendiri menjadi frustasi dengan tidak ada kepastian tentang hal ini. Saya heran, “Mengapa Tuhan di dalam Al Quran memberikan begitu banyak pedoman mengenai kehidupan di dunia, seperti apa yang harus dilakukan ketika seorang perempuan mendapatkan haid, tetapi tidak dapat memberitahukan apakah aku akan disiksa atau memperoleh kenyamanan ketika aku meninggal dunia?”

Muhammad sendiri menyatakan kekuatirannya tentang apa yang akan terjadi padanya di dalam kubur. Istrinya, Aisah, mengatakan:

Dua orang wanita tua Yahudi mengunjungiku di rumahku dan berkata kepadaku, “Orang mati di dalam kubur mereka akan dihukum.” Aku tidak percaya kepada mereka. Setelah mereka pergi, aku pergi kepada Nabi Muhammad dan menceritakan hal itu kepadanya, lalu ia berkata, “Ya, mereka mengatakan hal yang benar kepadamu; yaitu bahwa sebagian orang yang telah meninggal dunia akan dihukum, bahkan binatang pun dapat mendengar teriakan mereka di dalam kubur.” Sejak saat itu, setiap kali aku melihat Nabi Muhammad sembahyang, ia meminta Allah untuk membebaskannya dari penghakiman di dalam kubur.6565.
   Sahih Muslim, no. 1321.
   Lihat juga The Correct Books of Muslim, buku 4, halaman 1214.

Muhammad berpikir bahwa Hari Penghakiman akan dinyatakan dengan bunyi terompet. Kemudian semua yang mati dan yang hidup akan berkumpul bersama, digiring oleh para malaikat untuk masuk ke dalam kotak, untuk dihakimi oleh Allah sendiri.
Allah akan menimbang perbuatan baik dan buruk mereka, lalu Allah memutuskan siapa yang akan pergi ke sorga dan siapa yang akan ke neraka.
Sebelum tiba pada Hari Penghakiman, seseorang tidak tahu apakah dirinya telah menyenangkan Allah. (Lihat Surat 6:73, 18:99, 20:102, 23:101, 27:87, 36:48, 39:68, 78:18). Muhammad sendiri berkata bahwa ia tidak tahu apa yang akan terjadi padanya di Hari Penghakiman.
Mari kita lihat saat di mana ia membuat pernyataan ini.

Muhammad sedang berkunjung ke rumah di mana seorang pria Muslim meninggal dunia, jenazahnya masih di sana. Dan, seorang perempuan berkata kepada jenazah itu, “Kiranya belas kasihan Allah ada atasmu. Aku bersaksi bahwa Allah telah menghargaimu.”
Muhammad berkata kepada perempuan itu, “Bagaimana kau tahu perihal itu (Allah menghargai pria tersebut)?” Perempuan itupun menjawab, “Aku tidak tahu, demi Allah.”
Muhammad menjawab, “Baginya, kematian telah mendatanginya dan aku berharap semua yang baik dari Allah untuknya. Demi Allah, meskipun aku adalah rasul Allah, aku sendiri tidak tahu apakah yang akan terjadi kepadaku, tidak juga dirimu.”6666.
   The Correct Books of Bukhari, volume 9, buku 87, no. 145.
   Narasi oleh Kharija bin Zaid bin Thabit.

Pengikut setia Muhammad, Abu Bakar, juga berbicara tentang kengerian akan penghukuman Allah. Iapun berkata, “Jika salah satu kakiku berada di sorga, dan yang satunya lagi berada di luar, aku tidak akan memercayai kelicikan Allah.”6767.
   Dr. Haykyl, Men Around the Messenger.
   (Cairo, Mesir: Dar Al-Nahadah Publishers, 1972).
Maksud Abu Bakar di sini, bahwa hidup kekalnya adalah sebuah misteri sampai kedua kakinya benar-benar berada di dalam surga.

Julukan bagi Abu Bakar adalah “Lelaki yang Menangis” karena Abu Bakar bisa menangis terus menerus sementara sembahyang.6868.
   The Correct Books of Bukhari, vol. 5, buku 58, no. 245.
Ketika ia ditanyai perihal julukan itu, jawabannya adalah, “Setiap kali aku berdoa, aku membayangkan Allah berdiri di hadapanku dan raja kematian di belakangku, surga di sebelah kananku dan neraka di sebelah kiriku, dan aku tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh Tuhanku kepadaku.”6969.
   Haykyl, Men Around the Messenger.
Ajaran Muhammad memberikan umat Islam sedikit kenyamanan pada saat orang yang dicintai meninggal dunia.

Muhammad melihat seorang perempuan menangis di makam anak lelakinya. Lalu ia berkata, “Jadilah orang yang bertakwa dengan baik dan bersabarlah.” Perempuan itu kemudian menjawabnya, “Pergilah, karena bukan engkau yang kehilangan orang yang dikasihi, melainkan aku.” Perempuan itu tidak mengenal Muhammad.7070.
   Sahih al-Bukhari, no. 372, vol. 2, hal 208.
   Lihat juga The Correct Books of Bukhari, vol. 2, buku 23, no. 372.

Mari kita uji ucapan Muhammad untuk menentramkan perempuan di atas. Ia menyuruhnya untuk menjadi seorang Muslim yang baik dan bersabar.
Dalam ajaran agama Islam, apa yang terjadi pada anak laki-laki perempuan itu merupakan kehendak Allah. Tidak seorangpun tahu apakah anaknya itu akan pergi ke neraka atau ke sorga; Allah yang memutuskan.
Jadi, Muhammad mengatakan kepada perempuan itu untuk terima saja keputusan Allah, apapun itu. Namun, hal ini tidak membuat hati perempuan itu tenteram.

Takdir.
Ajaran Muhammad menyangkut Hari Penghakiman merupakan kombinasi dengan ajarannya mengenai takdir. Maka hasilnya adalah ketidakpastian besar di dalam pikiran umat Islam tentang keadaan setelah meninggal dunia:

Rasul Allah, satu-satu dan yang benar-benar memperoleh ilham berkata, (sebagai ciptaan Allah), setiap orang dari kamu dikumpulkan dalam rahim ibumu selama empat puluh hari pertama dan kemudian menjadi gumpalan pada empat puluh hari yang ke dua, dan menjadi sepotong daging pada empat puluh hari berikutnya. Kemudian Allah mengutus malaikat untuk menuliskan empat kata, “Ia menulis perbuatan-perbuatannya, waktu kematiannya, cara hidupnya dan apakah ia akan dikutuki atau diberkati (dalam agama). Baru kemudian jiwanya dihembuskan ke dalam tubuhnya.” Jadi seseorang bisa melakukan perbuatan-perbuatan yang dicirikan oleh orang-orang neraka. Api, begitu banyak sehingga jarak antara mereka dengan api itu hanya sedikit, maka apapun yang telah tertulis (oleh malaikat) akan berlaku, dan demikianlah ia memulai perbuatan ciri-ciri dari orang-orang yang berada di dalam dan akan masuk surga. Hampir sama dengan itu, seseorang bisa saja melakukan perbuatan seperti orang-orang sorga sebanyak mungkin sehingga hanya sedikit saja jaraknya dengan sorga, dan kemudian apa yang telah dituliskan (oleh malaikat) akan berlaku, dan ia yang melakukan perbuatan dari orang-orang (api) neraka akan masuk (api) neraka.7171.
   The Correct Books of Bukhari, vol. 4, buku 55, no. 549.
   Narasi oleh Abdullah.

Ijinkan saya membuat ringkasan tentang apa yang dikatakan hadits supaya anda memahaminya dengan mudah.
Muhammad berpikir bahwa ketika seseorang masih berada di dalam rahim ibunya, Allah lalu mengutus malaikat untuk menulis 4 fakta kehidupan orang ini mengenai: (1) perbuatan-perbuatannya, (2) waktu kematiannya, (3) arti hidupnya dan (4) apakah ia dikutuk atau diberkati (artinya apakah ia akan masuk neraka atau masuk sorga).

Oleh karena itu, seseorang boleh saja melakukan perbuatan jahat seumur hidupnya, tetapi jika di dalam rahim ibunya, malaikat telah menulis bahwa ia akan “diberkati” maka pada akhir hidupnya, takdir itu yang akan mengambil alih dan ia akan melakukan perbuatan baik lalu berakhir di sorga.
Sebaliknya, pada seseorang yang telah melakukan perbuatan baik seumur hidupnya, tetapi jika malaikat telah menulis bahwa ia akan “dikutuk” maka pada akhir hidupnya, takdir itu jugalah yang akan mengambil alih dan orang tersebut akan mulai berbuat jahat dan berakhir di neraka.

Apakah bisa hal ini diterapkan dalam kehidupan sehari-hari?
Jika anda adalah seorang Muslim, anda berharap Allah akan menerima semua perbuatan baik dan mengijinkan anda masuk sorga.
Tetapi, oleh karena anda berpikir bahwa takdir terakhir anda didasarkan pada perkataan yang telah ditulis oleh malaikat sebelum anda lahir, maka harapan anda itu dibayangi dengan keragu-raguan.
Bagaimanakah, jika aku salah satu dari orang-orang yang ditakdirkan melakukan perbuatan baik seumur hidup tetapi pada akhirnya diputuskan masuk neraka?

Ajaran Yesus tentang keadaan setelah meninggal.
Hari Penghakiman juga menjadi bagian penting dari ajaran Yesus, (Matius 10:15, 11:22-24, 12:36, 41-42, 24:31; Lukas 10:14, 11:31-32).
Mengenai Hari Penghakiman, Yesus berkata:
  • Tidak ada satu orangpun tahu tentang harinya kecuali Tuhan, (Matius 24:36)
  • Suara sangkakala berbunyi, (Matius 24:31).
  • Para Malaikat akan mengumpulkan orang-orang, (Matius 13:41)
Sebagaimana yang baru saja anda baca, enam ratus tahun kemudian, Muhammad juga menjelaskan ketiga perkataan Yesus itu, (Lihat Surat 6:73, 18:99, 20:10, 23:101, 27:87, 36:48, 50:20, 78:18).
Meski demikian ajaran Yesus tentang Hari Penghakiman sangat berbeda dengan ajaran Muhammad.

Contoh, Yesus mengatakan bahwa ia akan kembali dan melakukan sendiri penghakiman itu, (Matius 13:24-30, 36-41, 47-50; 25:31-33; Yohanes 5:22). Sedangkan Muhammad mengatakan Allahlah yang akan menghakimi.

Yesus menceritakan empat perumpamaan di dalam Matius 24 dan 25 tentang Hari Penghakiman tersebut, untuk menggambarkan kriteria orang-orang yang mana yang akan dihakimi. Setiap perumpamaan itu mengajak orang-orang untuk mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama agar memperoleh hidup kekal.
Apakah ini berarti Yesus menuntut perbuatan baik agar seseorang masuk sorga? Ini adalah pertanyaan penting yang dapat kita jawab melalui ajaran Yesus itu sendiri.

Yesus berkata, iman kepadanya diperlukan untuk memperoleh hidup yang kekal, “Ia (Tuhan) telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal,” (Yohanes 3:16).
Dan, Yesus sendiri juga berkata, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku,” (Yohanes 14:15). Ini berarti, jika anda sungguh percaya Yesus adalah Anak Tuhan, anda akan menaati perintahnya. Jika anda tidak menaati perintahnya, berarti anda tidak mempercayainya.
Pemahaman ini didukung oleh tulisan para pengikut Yesus. Yakobus, salah seorang murid Yesus yang sangat dekat dengannya menulis, “Iman tanpa perbuatan adalah mati,” (Yakobus 2:26).

Yesus melukiskan perbuatan baik sebagai bukti dari iman, “Aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku,” Yakobus 2:18.
Kitab Efesus menyatakan dengan sederhana, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri,” (Efesus 2:8-9).
Oleh karena itu, pada saat Hari Penghakiman, Yesus tentu akan mencari perbuatan baik yang merupakan bentuk iman kepadanya.

Untuk mengetahui hal apa yang terjadi pada orang-orang mati sementara mereka menantikan Hari Penghakiman, Yesus memberikan sebuah ajaran.
Yesus bercerita tentang kisah di mana seorang kaya meninggal dunia lalu masuk neraka, dan seorang miskin yang juga meninggal dunia namun duduk dipangkuan Abraham, yang merupakan tempat yang nyaman, (Lukas 16:19-31). Hal ini memberikan indikasi tempat di mana orang-orang yang telah meninggal dunia menunggu sampai tiba Hari Penghakiman.

Keterangan lainnya mengenai penghakiman bagi orang percaya dan bukan orang percaya digambarkan dalam bagian lain pada kitab Perjanjian Baru, terutama kitab Wahyu.

KESIMPULAN

Yesus dan Muhammad telah menjelaskan gagasan yang sangat mendalam tentang cara menyenangkan Tuhan, pengampunan dan Hari Penghakiman.
Mereka melihat peran mereka sebagai utusan Tuhan dengan cara yang berbeda pula.

Dalam bab berikut, kita akan lihat apa yang dikatakan Muhammad tentang Yesus dan apa (yang mungkin saja) dikatakan Yesus tentang Muhammad.

____________________
60
The Correct Books of Bukhari, volume 4, buku 56, no 735.
61
Ibn Hisham, volume 1, bagian 1, halaman 302.
62
Ibn Hisham, volume 3, bagian 6, halaman 8.
63
The Correct Books of Muslim, buku 1, no. 413.
64
Sahih Muslim, no. 2259.
65
Sahih Muslim, no. 1321. Lihat juga The Correct Books of Muslim, buku 4, halaman 1214.
66
The Correct Books of Bukhari, vol. 9, buku 87, no. 145. Narasi oleh Kharija bin Zaid bin Thabit.
67
Dr. Haykyl, Men Around the Messenger (Cairo, Mesir: Dar Al-Nahadah Publishers, 1972).
68
The Correct Books of Bukhari, vol. 5, buku 58, no. 245.
69
Haykyl, Men Around the Messenger.
70
Sahih al-Bukhari, no. 372, volume 2, halaman 208. Lihat juga The Correct Books of Bukhari, volume 2, buku 23, no. 372.
71
The Correct Books of Bukhari, vol. 4, buku 55, no. 549. Narasi oleh Abdullah.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Gada hidup yg kekal didunia ,,,bullshit

Unknown mengatakan...

Semua trgantung allah,,dan yesus jg gk kuasa