YESUS
dan
Muhammad
Perbedaan Mendasar dan Kesamaan Mengejutkan

bab06

BAGIAN 2
KEHIDUPAN YESUS DAN MUHAMMAD

BAB 6
RESPON ORANG-ORANG
TERHADAP PESAN YESUS DAN MUHAMMAD

Muhammad:
Usia:
Tiga puluh tahun pertama di Mekah
40 – 53 tahun

Yesus:

Usia:
Tahun pertama dan kedua PelayananNya sampai
Ia mengirimkan murid-muridNya berkhotbah tanpaNya
Awal 30-an

Sampai bagian ini, Muhammad maupun Yesus telah menyatakan, mereka dipanggil guna menyampaikan pesan Tuhan kepada dunia.
Mari kita lihat hari-hari pertama mereka berkhotbah.
Kita akan terkejut melihat persamaan reaksi dari orang-orang di kampung mereka sendiri, tetapi ada perbedaan bagaimana Yesus dan Muhammad menanggapinya.

PERMULAAN MUHAMMAD SECARA DIAM-DIAM

Isteri Muhammad, Kadijah, adalah orang pertama yang pindah agama dan memeluk Islam, diikuti sepupu Muhammad yang berusia sepuluh tahun (Ali ibn Abu Talib) yang tinggal bersama mereka.2020.
   Ibn Ishaq, halaman 111, 114.

Orang berikutnya yang memeluk Islam, salah seorang penyembah berhala bernama Abu Bakar. Abu Bakar menjadi seorang pekabar agama Islam yang sangat berhasil, dan ia membawa dua puluh lima orang untuk memeluk Islam, termasuk yang bernama Al-Arqam.
Rumah Al-Arqam menjadi tempat utama bagi Muhammad mengajar.2121.
   Ibn Hisham, vol. 1, bagian 2, halaman 91.
Muhammad memberitahukan paman yang membesarkannya, Abu Talib, mengenai pengalamannya, dan pamannya berjanji melindungi Muhammad tetapi tidak mau menerima ajaran Muhammad.

Jadi, apa yang diajarkan Muhammad pada saat itu?
Ia memberitahukan sepupunya, untuk menjadi seorang Muslim, ia harus bersaksi, “Tidak ada Tuhan selain Allah saja, tanpa sekutu, dan mengingkari al-Lat dan al-Uzza (berhala), serta melepaskan saingan-saingannya.”2222.
   Ibn Ishaq, halaman 115.
Muhammad mengatakan, Malaikat Jibril mengajarkan kepadanya cara sembahyang yang khusus, yang diajarkannya kepada pengikutnya.23 23.
   Ibid. halaman 112.
Selanjutnya, Muhammad menambahkan beberapa petunjuk yang harus diikuti untuk menjadi Muslim.

Pada awalnya, Muhammad dan pengikutnya bersikap rendah hati.
Mereka pergi ke lembah di padang gurun di luar kota Mekah, untuk bersembahyang bersama sehingga orang-orang tidak dapat melihat mereka.2424.
   Ibid. halaman 118.
Muhammad terus melakukan cara diam-diam seperti ini di Mekah selama tiga tahun.

PERMULAAN YESUS YANG DRAMATIS

Kisah Yesus di dalam Injil memberikan beberapa gambaran yang berbeda mengenai awal pekerjaannya. Hanya dalam beberapa hari setelah Yesus dibaptis, lima orang laki-laki telah mengikuti Yesus ke manapun ia pergi, (Yohanes 1:35-40).

Mereka bersama-sama ke Yerusalem guna merayakan Paskah.
Ketika mereka masuk ke area bait suci, Yesus melakukan sesuatu yang membuat pemuka-pemuka agama Yahudi memandang kepadanya seumur hidupnya.
Ketika Yesus melihat orang-orang berdagang lembu, domba, dan burung merpati dan menukarkan uang, Yesus menjadi marah. Yesus mencampakkan, menggiring orang-orang dan hewan-hewan keluar dari halaman bait suci itu sambil menghardik, “Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan,” (Yohanes 2:16).

Pemuka-pemuka agama mempertanyakan wewenangnya, namun tidak mampu menghentikannya. Yesus tinggal di Yerusalem merayakan Paskah dan melakukan “tanda-tanda mujizat,” yang membuat banyak orang menjadi percaya kepadanya, (Yohanes 2:23).
Pemimpin-pemimpin agama Yahudi (orang-orang Farisi) mulai mengikuti perkembangan aktivitas Yesus, (Yohanes 4:1).

Yesus mulai berbicara di sinagoge orang Yahudi dan, “…tersiarlah kabar tentang Dia di seluruh daerah itu.... dan semua orang memuji Dia,” (Lukas 4:14–15).
Setelah Yesus mengajar di beberapa kota, Yesus kembali mengajar di kampung halamannya, Nazaret, daerah kecil hanya berpenduduk sekitar dua ratus jiwa. Apa yang Yesus ajarkan pada saat itu?
Ketika Yesus berdiri mengajar di sinagoge di Nazaret, Yesus memegang gulungan kitab Yesaya, membacakannya kepada orang-orang:

LUKAS 4 : 18-19
“Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.”

Ketika Yesus mulai mengajar, orang-orang menatapnya, ia lalu berkata, “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya,” (Lukas 4:21).

Hari-hari pertama di Yerusalem, Yesus telah memberitahukan kepada segenap para pemuka agama Yahudi bahwa Tuhan, “telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal,” (Yohanes 3:16).
Seorang perempuan Samaria, di tepi sumur berkata kepada Yesus bahwa ia sedang mencari Mesias yang akan datang bagi orang Yahudi, dan Yesus berkata, “Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau,” (Yohanes 4:26).

Singkatnya, Yesus berkata, ia adalah Anak Tuhan dan ia memegang kunci untuk memiliki hubungan yang benar dengan Tuhan, dan akan menghasilkan hidup yang kekal. Inilah pesan yang disampaikan Yesus mulai sejak saat itu sampai akhir hidupnya.
(Kita akan memperbandingkan pesan yang disampaikan oleh Yesus dan Muhammad lebih rinci lagi pada bab 10)

PENOLAKAN MUHAMMAD DI KAMPUNG SENDIRI
DAN OLEH PARA PEMUKA AGAMA

Muhammad menyebarkan pesannya secara diam-diam selama tiga tahun sampai kemudian Muhammad menyatakan, Malaikat Jibril memerintahkannya untuk menyampaikan pesan kepada orang banyak (pada usia empat puluh tiga tahun). Muhammad memutuskan memanggil para pemimpin suku Qurais dan memberitahu mereka tentang ajarannya.

Ada dua hal penting yang perlu diingat tentang suku Qurais: (1) Keluarga Muhammad adalah bagian dari suku ini. Cabang keluarganya disebut Bani Hashim. (Bani dalam bahasa Arab berarti suku). (2) Suku ini turun temurun bertugas menjaga Ka’abah, pusat penyembahan berhala bagi bangsa Arab.

Ketika Muhammad memberitahu mereka pesan yang ia terima, mereka menjadi marah. Mereka berkata kepada paman Muhammad, “Ya Abu Talib, keponakanmu telah mengutuki dewa-dewa kita, dia menghina agama kita, mengejek jalan hidup kita dan dia menuduh para pendahulu kita melakukan kesalahan, engkau harus bertindak menghentikannya atau kami yang akan menangkapnya.2525.
   Ibid. halaman 119.
Karena paman Muhammad memilih melindungi Muhammad, maka orang Mekah tidak dapat membunuhnya, mereka hanya mengancam.
Sebagai contoh, mereka gencar mengingatkan kepada orang-orang yang berkunjung ke Mekah untuk mengabaikan Muhammad. Mereka juga suka menghina Muhammad ketika berjalan mengelilingi Batu Hitam di Ka’abah.2626.
   Ibid. halaman 131.

Para pengikut Islam berada dalam bahaya melebihi Muhammad sendiri.
Orang Qurais menekan mereka untuk meninggalkan iman mereka. Jika orang yang memeluk agama Islam adalah orang terpandang di masyarakat, mereka akan mengejeknya. Jika ia pedagang maka mereka akan mengancam memboikotnya. Dan jika ia berasal dari masyarakat kelas rendah, mereka memukulinya.2727.
   Ibid. halaman 145.

Kebanyakan yang memeluk Islam pada saat itu berasal dari kelas rendah atau para budak. Namun, berjalan dengan waktu, datang dua orang yang berpengaruh bergabung dengan Muhammad, yaitu Umar dan Hamzah (salah satu paman Muhammad). Kedua orang ini secara fisik sangat kuat dan agresif, dan menakutkan bagi orang Qurais.
Untuk memperlemah gerak umat Islam maka suku Qurais memutuskan memboikot seluruh orang Islam dan seluruh kerabat dari Muhammad (Bani Hashim).

Mereka lalu menandatangani perjanjian bahwa seluruh suku tidak boleh menikah dengan perempuan suku Hashim atau memberikan perempuan mereka untuk dinikahi. Mereka juga tidak boleh membeli ataupun menjual sesuatu kepada mereka.

Pemimpin tindakan boikot ini adalah Abu Lahab, salah seorang paman Muhammad. Ia lalu pergi ke pasar dan berkata kepada orang banyak, “Wahai para pedagang, naikkan harga barang daganganmu sedemikian rupa sehingga orang-orang Muhammad tidak dapat membeli apapun dari padamu. Jika kuatir bisnismu akan merugi, aku memiliki cukup uang untuk menutupi kerugian itu.”

Muhammad menyampaikan wahyu dari Malaikat Jibril mengenai orang itu (Surat 111). Beberapa saat kemudian, Muhammad dan umat Islam pergi meninggalkan kota dan tinggal di lembah gurun yang berdekatan.
Mereka mulai menjadi putus asa. Ketika seorang Muslim pergi ke kota untuk membeli makanan bagi keluarganya, para pedagang akan meminta bayaran harga dua, tiga bahkan empat kali lipat lebih mahal dari harga normal. Tentu ia tidak dapat membayar dan kembali tanpa membawa apa-apa bagi keluarganya.

Sejarah Islam mengatakan, pengikut Muhammad menjadi sangat lapar hingga mereka makan kotoran hewan dan daun-daun. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Tahun Kelaparan.

Bayangkan, Muhammad dan isteri, yang pernah menjadi orang terkaya, perempuan yang paling terpandang di kota Mekah, menjadi pelarian di gurun pasir, tanpa bisa membeli makanan.
Mereka mungkin membawa juga anak-anak mereka yang masih kecil. Mereka berupaya bertahan hidup dengan simpanan makanan yang diberikan secara diam-diam oleh orang-orang yang bersimpatik dan teman-teman mereka.2828.
   Ibn Hisham, vol. 1, bagian 2, hal 222ff. Ibn Ishaq, The Life of Muhammad, hal 159ff.

Selama masa itu, Muhammad terus berbicara tentang wahyu yang berasal dari Malaikat Jibril. Ayat-ayat ini dikumpulkan dan menjadi bagian buku yang dikenal dengan nama Al Quran.
Wahyu-wahyu itu sering kali, juga berisi makian terhadap mereka yang menganiaya dirinya.

PENOLAKAN YESUS DI KAMPUNG SENDIRI
DAN OLEH PARA PEMUKA AGAMA

Kita telah melihat bagaimana orang-orang sekampung dengan Muhammad menolaknya. Sekarang mari kita melihat di Nazaret, kota kecil, tempat Yesus dibesarkan.
Anda telah membaca bagaimana Yesus berdiri di mimbar sinagoge di Nazaret membaca Kitab Suci. Sekarang mari kita lihat bagaimana reaksi orang-orang.

Setelah Yesus membaca kitab Yesaya, kemudian ia mengajar.
Yesus berbicara tentang bagaimana orang-orang di kampungnya, Nazaret, menginginkannya membuat mujizat sama seperti apa yang telah dilakukannya pada saat ia di Kapernaum. “Aku memberitakan kepadamu kebenaran,” kata Yesus, “seorang nabi tidak akan diterima di tempat asalnya.”
Kemudian ia mengingatkan mereka tentang nabi-nabi Perjanjian Lama yang diutus dari Israel untuk menolong orang-orang yang bukan Yahudi.

Ucapan Yesus ini membuat orang-orang di sinagoge itu menjadi sangat marah. Mereka membawa Yesus ke bibir tebing curam untuk maksud melemparkannya dari bibir jurang itu. Tapi Yesus berjalan melewati orang banyak itu dan pergi, (Lukas 4:14-30).

Sebagai tambahan, Yesus juga ditolak di kota-kota lainnya dan beberapa kelompok masyarakat. Yesus melakukan banyak mujizat di kota-kota lain di Galilea, namun mereka menolak pesan dari Yesus, (Kapernaum, Matius 11:23; Korazin dan Bethsaida, Lukas 10:13).
Pesan yang disampaikan Yesus membuat marah pemuka agama Yahudi, sama seperti pesan Muhammad yang juga membuat marah para pemimpin penyembah berhala di Mekah.

Para pemimpin agama berusaha membunuh Yesus tetapi mereka hendak melakukannya dengan cara yang berbeda. Mereka tidak mau secara langsung membunuh Yesus, melainkan mencari cara untuk membuat Yesus melanggar hukum maka secara sah mereka dapat menghukum mati Yesus.
Sebagai contoh, jika Yesus terbukti mengumpat, hukum orang Yahudi mengijinkan Yesus dibunuh. Jika Yesus terbukti melakukan pengkhianatan terhadap pemerintah Roma, Yesus juga harus dibunuh (Matius 22:15).
Di depan orang-orang yang menolak, Yesus tetap menyampaikan sudut pandangnya dan terus bergerak, (Lukas 9:51-56).

Jika kita lebih lanjut melihat kehidupan Yesus dan Muhammad, kita dapat melihat reaksi Muhammad terhadap penolakan dirinya sangat berbeda. Mari kita melihat bagaimana Muhammad bisa pulih dari tindakan boikot orang-orang terhadap sukunya.

PENCABUTAN BOIKOT /
MUHAMMAD MENCARI PERLINDUNGAN

Setelah dua atau tiga tahun, tanpa ada intervensi secara langsung dari Muhammad, para pemimpin Qurais memutuskan mencabut boikot.
Pemimpin-pemimpin Qurais memutuskan, tidaklah baik memperlakukan kerabat sendiri dengan cara buruk seperti itu, karena itu mereka merobek perjanjian yang ada.
Muhammad dan orang-orangnya kembali ke kota Mekah dan melanjutkan praktek agama Islam di sana, meskipun mereka tetap mengalami beberapa penghinaan.2929.
   Ibn Ishaq, halaman 160.

Muhammad menyampaikan pesan dengan memberitahu orang-orang bahwa mereka harus meninggalkan berhala, menerima Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang benar dan menerima Muhammad sebagai rasul Allah.
Ia juga mengutip ayat-ayat Al Quran bagi orang-orang tersebut.
Ketika orang-orang meminta tanda, ia menjawab, “Al Quran adalah tanda bagimu,” (Surat 29:50–51).

Peristiwa-peristiwa dalam beberapa tahun mendatang, menunjukkan bahwa Muhammad mengembangkan strategi baru guna memantapkan agama Islam dan melindungi dirinya sendiri.

Dalam satu, dua tahun berikutnya, dua orang paling berpengaruh dalam hidup Muhammad, meninggal dunia – yakni pamannya, Abu Talib, yang melindunginya dari musuh-musuh, dan juga isterinya yang memberikan dukungan moral (tahun 620M).
Muhammad berusia lima puluh tahun. Sejarah Islam mengatakan, suku Qurais mulai mengancam, “dengan cara lebih menakutkan.”
Sebagai contoh, ada “pemuda yang tidak sopan yang melemparkan debu ke atas kepalanya.”3030.
   Ibid. halaman 191.

Meski demikian, tidak ada serangan secara fisik, seperti memukul, upaya pembunuhan, atau apapun yang seperti itu. Dengan demikian, dapat kita katakan bahwa Muhammad merasa terancam karena itu ia mencari orang atau suku lain yang dapat melindunginya. (Para pengikutnya juga mencari pelindung bagi diri mereka).

Sejarah agama Islam mengatakan bahwa ia pergi keluar Mekah kepada orang-orang Thaqif, kediaman suku Kinda, suka Kalb tetapi ia ditolak oleh mereka semua.3131.
   Ibid. halaman 194-195.
Ketika para pemimpin suku-suku datang ke Mekah, Muhammad menemui mereka. Lalu memberitahukan mereka bahwa ia adalah seorang nabi dan meminta mereka percaya kepadanya dan melindunginya sampai Allah selesai menyampaikan wahyu kepada mereka melalui hambanya.32 32.
   Ibid. halaman 194.

Selain dari penganut Islam yang berasal dari kelas ekonomi bawah di Mekah, usaha Muhammad tampak menemui keberhasilan. Muhammad, pada akhirnya memperoleh kesempatan melalui perang panjang antara dua suku yang berdekatan di kota Medina, Aous dan Khazraj.
Kedua suku ini rutin datang ke Ka’abah di Mekah menjalani naik haji, menyembah berhala-berhala mereka. Setelah selesai menyembah, beberapa perwakilan mereka bertemu Muhammad malam hari di Al Aqaba.
Muhammad berkata kepada mereka, “Aku mengundang orang-orang yang setia kepadamu dengan harapan engkau akan melindungi aku sama seperti para perempuan dan anak-anakmu.”
Salah satu pemimpin itu menjawab:

“Aku bersumpah demi nama ia yang mengutusmu dengan kebenaran, kami akan melindungimu sama seperti kami melindungi keluarga kami. Tanda-tangani perjanjian ini dengan kami, wahai rasul Allah. Aku bersumpah, kami adalah anak-anak perang (kami tahu bagaimana mengalahkanmu). Kami mewariskan itu dari generasi ke generasi.”3333.
   Ibid. halaman 203.
   Dalam sejarah Islam, peristiwa ini menunjuk pada “Sumpah kedua Al-Aqaba.”

Jadi, kita dapat melihat, mereka yang telah sering berperang mengadakan sumpah setia kepada Muhammad. Jelaslah di sini, Muhammad membuat perjanjian militer dengan suku-suku itu. Muhammad berkata, “Aku akan berperang dengan mereka yang berperang denganmu dan berdamai dengan orang yang berdamai denganmu.”3434.
   Ibid. halaman 204.


Pada bagian ini, kita melihat kemiripan yang ironis dengan Yesus.
Muhammad lalu berkata kepada orang-orang yang ia temui, “Bawalah kepadaku dua belas orang yang akan mengurus hubungan di antara kita.” Mereka mendapatkan sembilan orang dari suku-suku mereka dan tiga orang dari suku lain. Jadi di sini, Muhammad memilih dua belas orang inti untuk berjalan bersamanya, sama seperti Yesus memanggil dua belas orang rasul untuk berjalan bersamanya.

Sampai di sini, Muhammad telah menghabiskan waktu selama tiga belas tahun berkhotbah tentang Islam. Saat itu Muhammad sudah mulai membuat persiapan untuk mengadakan perubahan besar.

Sekarang mari kita bandingkan gambaran kehidupan Muhammad dengan bagaimana cara Yesus menyampaikan pesan-pesannya.

KHOTBAH YESUS DAN KESEMBUHAN

Kita telah melihat kepada pertengahan pertama perkembangan kehidupan Muhammad sebagai seorang nabi, dan sekarang kita akan memperhatikan pertengahan pertama pelayanan Yesus.
Maksud kami, satu-dua tahun pertama yang telah Yesus habiskan untuk mengajar orang-orang dan melatih para murid sebelum Yesus mengirim mereka berkhotbah sendiri.

Jadi, bagaimana Yesus menyampaikan pesannya? Ia berjalan dari kota ke kota di sekitar Galilea dan Yudea dan berkhotbah.
Bagaimana cara Yesus membujuk orang-orang agar percaya kepadanya? Yesus menyembuhkan orang sakit, mengusir setan dan melakukan keajaiban terhadap alam.

Sebagai contoh, pada awal pelayanannya, Yesus mengusir setan dari orang yang mengganggu pelayanannya di sinagoge Kapernaum (Lukas 4:33). Dan, Yesus pergi ke rumah Petrus, menyembuhkan ibu mertua Petrus yang sakit demam tinggi. Kemudian orang banyak berkumpul di rumah itu sampai malam hari.

Mereka membawa kepada Yesus semua orang yang menderita berbagai macam penyakit, dan Yesus menyembuhkan setiap mereka dengan cara “menumpangkan tangan atas setiap orang,” (Lukas 4:40).

Kegiatan Yesus ini membuat orang-orang merespon Yesus dengan sangat antusias ke manapun Yesus pergi. Orang-orang membawa kepada Yesus, “semua orang yang menderita penyakit, kerasukan setan, yang lumpuh dan menyembuhkan mereka,” (Matius 4:24).

Seseorang yang telah disembuhkan dari sakit kusta memberitakan kabar ini dengan sangat efektif sehingga Yesus tidak dapat pergi ke kota-kota lain dengan mudah karena kerumunan orang banyak. Ia meninggalkan keramaian itu untuk “menyendiri,” namun begitupun, orang-orang tetap mendatanginya di sana, (Markus 1:45).

Setelah mujizat melipatgandakan makanan, orang-orang mulai berkata, “Sungguh, Dia adalah nabi yang diutus ke dunia.” Kemudian mereka hendak “memaksanya untuk menjadi raja,” karena itu Yesus pergi ke bukit seorang diri, (Yohanes 6:14-15).

Juga, Yesus menjadi terkenal karena caranya mengajar.
Kitab Matius tegas mengatakan, “Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka,” (Matius 7:28-29, lihat juga Lukas 4, Matius 13:54).

Yesus sering kali mengajarkan orang-orang dengan menceritakan kisah yang memiliki arti secara rohani (perumpamaan; Matius 13:34).
Sebagai contoh, untuk mengajarkan orang tentang pengampunan, Yesus menceritakan kisah tentang seorang hamba yang dihapuskan hutangnya yang besar oleh tuannya, (Matius 18:21-35).

Menjelang akhir tahun pertama, Yesus memilih dua belas orang dari mereka yang telah mengikutinya, (Matius 10:1, Markus 3:13, Lukas 6:12).
Keduabelas orang ini menjadi pengikut Yesus yang paling dekat. Yesus memberikan perintah kepada mereka untuk menyampaikan pesannya.

Muhammad juga memulai awal pekerjaannya dengan dua belas orang pemimpin, dan mempersiapkan mereka untuk menyebarkan agama Islam ke seluruh wilayah Arab. Marilah kita melihat kepada bagaimana Muhammad melakukannya.

____________________
20
Ibn Ishaq, halaman 111, 114.
21
Ibn Hisham, vol. 1, bagian 2, halaman 91.
22
Ibn Ishaq, halaman 115.
23
Ibid. halaman 112.
24
Ibid. halaman 118.
25
Ibid. halaman 119.
26
Ibid. halaman 131.
27
Ibid. halaman 145.
28
Ibn Hisham, vol. 1, bagian 2, hal 222ff. Ibn Ishaq, The Life of Muhammad, hal 159ff.
29
Ibn Ishaq, halaman 160.
30
Ibid. halaman 191.
31
Ibid. halaman 194-195.
32
Ibid. halaman 194.
33
Ibid. halaman 203. Dalam sejarah Islam, peristiwa ini menunjuk pada “Sumpah kedua Al-Aqaba.”
34
Ibid. halaman 204.

Tidak ada komentar: